Tak selamanya sesuatu yang tidak kita sukai, akan merugikan kita. Bukankah Tuhan pernah berkata, boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal dibalik semua itu tersimpan sebuah kebaikan untukmu. Suamiku mencoba menasehatiku disaat aku berkali-kali mengeluhkan tempat tinggal kami yang jauh terpencil.
Awal mula suami memberitahu akan membeli tanah di desa, aku tak setuju. Tapi karena tak ada pilihan aku menurut saja. Kukatakan tak ada pilihan karena keuangan kami memang tak cukup untuk membeli rumah di ibukota. Mau mengambil perumahan suami merasa tidak sreg. Alasannya cicilannya berlangsung cukup lama. Rumah yang didapat juga sangat kecil. Paling runah tipe 36 yang bisa sesuai kantong kita, begitu katanya. Bagiku, biar rumah kecil asal dekat kemana-mana
Setelah rumah selesai dibangun diatas tanah seluas 200 meter, kami pun segera menempatinya. Suami begitu gembira begitu juga anak-anak. Tapi aku tetap tidak suka membayangkan tingggal di desa selamanya. Bandingkan saja. Selama ngontrak di
Ditengah rasa jenuh karena tidak lagi bisa pergi kemana-mana aku pun menuangkan uneg-unegku dengan menulis. Selain itu waktuku banyak kuhabiskan dengan membaca. Kebetulan aku memang suka membaca dan menulis. Hanya dulu sebatas menulis puisi dan catatan harian.Terbersit ide dikepalaku untuk menulis pengalaman hidupku selama tinggal didesa. Kuceritakan bahwa sebenarnya banyak hal positif yang kudapat selama tinggal di daerah. Pertama udaranya jelas lebih sejuk dan bersih dari daerah perkotaan, tempatku mengontrak dulu. Masih banyaknya pepohonan hijau, membuat lingkungan sekitar tempat tinggal kami begitu sehat ditambah tak banyaknya kendaraan yang lalu lalang hingga bebas dari polusi.
Yang kedua, masyarakatnya hidup sangat sederhana dan ramah-tamah. Bila bertemu selalu menyapa duluan dan suka tersenyum. Kalau dijakarta bor-boro. Yang ada siapa elu siapa gue. Meski tak hampir semuanya begitu. Karena kesederhanaan warganya membuatku jadi tahu hidup prihatin. Tak lagi membuang-buang uang untuk belanja yang tidak perlu seperti dulu, apalagi kalau sudah ke Mall. Padahal awalnya cuma ingin cuci mata. Nyatanya tergoda untuk membeli yang sesungguhnya kurang kuperlukan.
Yang ketiga, semangat kebersamaan warga desa cukup tinggi bila dibandingkan dengan warga
cerita yang sama pernah dimuat di majalah ummi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar