novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Senin, 16 September 2013

Mempersiapkan Calon Pemimpin Lewat Cerita Teladan


Mendidik anak menjadi seorang pemimpin sangatlah penting karena selain anak adalah asset yang sangat berharga bagi orangtua dan negaranya, anak juga merupakan calon pemimpin bagi dirinya, keluarganya dan bangsanya kelak. Selain itu manusia pada dasarnya memang dilahirkan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Untuk itulah sebagai orang tua kita perlu sejak dini menanamkan karakter pemimpin pada anak diantaranya jujur, peka, berani, mandiri, adil, tangguh, kreatif, religius dan karakter pemimpin lainnya.

Sebagai seorang ibu dari tiga orang anak, saya punya cara tersendiri dalam menanamkan karakter pemimpin pada anak saya yaitu lewat media cerita. Tentunya dengan memilih cerita yang tepat Mengapa saya memilih media cerita? karena . pada dasarnya semua anak senang dibacakan buku cerita termasuk ke tiga anak saya. Bahkan putri bungsu saya yang sekarang berusia 5 tahun sejak usia 3 tahun paling senang bila dibacakan buku cerita apalagi menjelang tidur. Biasanya dia bisa minta dibacakan cerita yang sama sampai berulangkali dan sedikitpun tak pernah merasa bosan.



Bahkan kita juga bisa bercerita pada anak sesuai situasi yang sedang dibutuhkan misalnya bercerita tentang anak yang enggan minum obat, anak yang malas sikat gigi, anak yang susah disuruh mandi, anak yang ogah makan sayuran dsb.

Tapi kenyataannya masih banyak orang tua yang mengaku tidak punya waktu karena sibuk bekerja. Ini benar-benar memprihatinkan. Padahal dalam membacakan cerita bisa kapan saja misalnya ketika anak mau tidur, atau bisa juga  meluangkan waktu sejenak bersama anak yang hanya beberapa menit ditengah-tengah kesibukan. Pertimbangkanlah selalu kepentingan anak diatas segalanya. Yang penting keleluasaan dan kenyamanan adalah hal yang harus menjadi prioritas.

Bagi saya betapa dahsyatnya kekuatan cerita selain melekatkan hubungan orang tua dan anak. Karena ketika saya membacakan cerita, otomatis saya dan anak-anak bisa menghabiskan waktu bersama secara pribadi. Untuk menjelajahi dunia yang ada dalam bacaan tersebut. tentunya bila ini rutin dilakukan oleh ibu yang lain, tentu akan menjauhkan jarak antara orang tua dan anak. Apalagi bagi orangtua yang selalu sibuk bekerja di luar rumah. Ditambah lagi  ketika bercerita kita memeluk dan membelai anak dengan kasih sayang. Ini sebuah terapi yang sangat manjur bagi pertumbuhan dan perkembangan anak Kedahsyatan lainnya menurut saya yaitu
.
   - Memperluas kosa kata anak. Lewat kisah-kisah yang kita bacakan, anak mendapatkan kosa kata baru yang sebelumnya tidak dia kenal. Ini juga bisa melatih anak untuk memperkaya bahasanya. Untuk itu hendaklah dalam bercerita, usahakan selalu mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas. Terbukti Putri  tertua saya yang masih duduk dibangku sekolah dasar sudah bisa menulis cerita hingga 30 halaman. " Ini berkat buku-buku yang selalu kakak baca Ma, jawabnya bangga.

-   Membangkitkan sikap kritis anak. Biasanya untuk menuntaskan rasa penasarannya anak akan bertanya sehabis mendengar cerita kita. Inilah kesempatan kita untuk menanyakan tentang isi cerita dan pendapat anak tentang perilaku si tokoh cerita. Tentu saja jenis pertanyaannya harus disesuaikan dengan usia anak.

-    Meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Jelas sekali bila anak sering mendengarkan cerita, maka kemampuan berbicaranya kian terasah. Usahakan untuk tidak menggunakan bahasa yang dicadel-cadelkan karena anak akan menirunya. Tentu tidak bagus untuk perkembangan bahasanya. Jadi ucapkanlah dengan kalimat yang sempurna dan lengkap melalui artikulasi yang jelas pengucapannya.Alhamdulillah sejak balita anak saya tak pernah ngomong cadel. Bahkan selalu ada kosakata baru yang ia ucapkan akibat senang menyimak kata-kata yang saya ucapkan saat bercerita

 -Menanamkan karakter yang positif. Cerita yang tokohnya berkarakter baik seperti suka menolong, baik hati, jujur dsb akan tertanam di otak anak. Dengan begitu kemungkinan besar dia akan mencontohnya karena anak ibarat spon yang mudah menyerap atau meniru apa saja yang ia dengar dan lihat.  Ini saya praktekkan saat bercerita tentang kisah si kancil yang suka mencuri timun. Diakhir cerita sengaja saya jelaskan pada anak bahwa mengambil milik orang lain seperti yang dilakukan si kancil tidak baik karena itu namanya mencuri. Allah tidak suka dengan orang yang suka mencuri dan akan memberinya hukuman. Aha...! beberapa hari kemudian Alisha putri bungsu saya pun selalu bilang dulu saat meminjam barang temannya. Padahal sebelumnya dia selalu membawanya pulang begitu saja karena dia pikir mainan temannya miliknya juga hehehe.



-.    Memupuk anak untuk senang membaca dan cinta pada buku. Karena lewat bukulah pertamakali anak mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Jadi begitu dia ingin mencari tahu akan sesuatu, bukulah pertama-tama yang ia cari sebagai narasumber. Dengan begitu lama kelamaan rasa cinta akan buku pun tumbuh dihatinya. Terbukti ketiga anak saya jadi senang membaca buku. Tak heran bila saya pergi maka mereka selalu minta dibelikan buku cerita dan sangat senang saat dibawa ke toko buku hingga antusias memilih-milih buku cerita yang mereka minati. Mungkin awalnya hanya senang pada buku cerita, tapi lama-lama anak juga akan terpancing untuk membaca buku pengetahuan dsb. Yang terpenting minat bacanya sedari kecil sudah tumbuh.

-.    Mengasah kemampuan untuk mendengarkan. Ini jelas sebab disaat kita membacakan cerita, otomatis anak berusaha mendengarkan dengan baik hingga tuntas. Sebagai ibu saya selalu terkesan saat mata bulat Alisha dan wajah seriusnya menyimak cerita hmmmmm....Begitu juga saat guru Tk nya membacakan cerita tentang anak yang hobi marah-marah. "Ayo siapa yang ingin masuk surga? tanya gurunya sambil melihat wajah lugu anak-anak muridnya. "Saya...saya Bu Guru," jawab anak-anak termasuk Alisha. "Makanya mulai sekarang jangan suka marah-marah seperti Nisa yah anak-anak, " jawab Bu Leni tersenyum. Nisa adalah tooh dalam cerita yang dibacakan bu guru Leni .

-.    Mengembangkan imaginasi dan kreativitas anak. Yups !Anak akan membayangkan bagaimana tokoh cerita dari gambar-gambar yang ia lihat sehingga memancing kreativitasnya. Contohnya Pernah suatu kali ketika membacakan Alisha 4 thn buku cerita, saya hampir tertidur karena mengantuk. Tiba-tiba dia mengambil buku dari tangan saya dan berkata, “Mama capek yah sekarang biar gantian Lisha yang cerita.” Saya pun tersentak dan tersenyum-senyum sendiri saat mendengar dia bercerita dengan gayanya yang polos.  Surprisenya lagi, ceritanya dia tambah-tambah sendiri sesuai imaginasinya hohoho……Hanya saja kita perlu waspada dengan imaginasi yang menjurus pada kekerasan dan kejahatan. Imaginasi ini perlu kita luruskan sejak dini agar anak tak terlanjur menyimpannya di memori otak mereka. Sebaliknya imaginasi yang baik mampu menciptakan hal-hal yang baru misalnya karena imaginasilah yang telah membuat manusia menjadi pencipta atau penemu hal-hal yang hebat seperti menciptakan bola lampu, computer dan menciptakan gedung-gedung pencakar langit. Begitu luarbiasanya keajaiban dari sebuah imaginasi

- Belajar memecahkan masalah. Dalam cerita-cerita yang di dengar anak, tentu memiliki aneka pemecahan masalah. Insya Allah perlahan-lahan anak akan menerapkan dalam kesehariannya yang akan terbawa hingga dewasa kelak. Misalnya dalam contoh cerita yang mengajarkan untuk bersikap sabar.

-    Mengasah rasa empati dan simpati. Dalam sebuah cerita yang ia dengar anak akan menemukan kalimat-kalimat ajaib lewat reaksi tokoh cerita misalnya empati, simpati , kekesalan, dan kegemasan misalnya “Mengapa kamu menangis? atau mengapa kamu marah wahai kancil? Apakah kamu membutuhkan pertolongan?” Dsb.

Bagi orang tua dan pendidik yang ingin memperaktekkan cara ini, saya punya tips dalam bercerita yaitu
•    Memperhatikan anak dalam bercerita
•    Gunakan ‘body language’
•    Jangan terlalu cepat dan gunakanlah intonasi yang berbeda sesuai karakter dengan tekhnik fast, slow, dan pause saat membaca
•    Beri anak dorongan untuk berinteraksi dan berpartisipasi misalnya dengan menanyakan pendapatnya tentang pesan moral yang terkandung. Beri juga anak pujian dan pelukan bila dapat menyebutkan pesan moral dan contoh perilaku yang sesuai.
•    Bacakan dengan hati dan menggunakan variasi suara, ekspresi wajah, gerakan dan kata-kata yang berulang untuk melibatkan anak masuk dalam cerita
•    Kalo bisa ulang cerita yang sama berulang kali karena anak anak akan membangun pemahaman mereka terhadap cerita tersebut. Seperti yang saya katakan sebelumnya,  Alisha 4 thn selalu minta dibacakan cerita yang sama berkali-kali. “Ma, bacain lagi ceritanya.” Jadi saya bisa 3-4 kali membacakan cerita yang sama untuk anak saya.
•    Lakukan dramatisasi misalnya dengan menggunakan efek tertawa, merengek, menjerit, berbisik, sedih, meraung, dan meniru suara binatang sesuai karakter dalam cerita
•    Selalu menstimulasi anak dengan pertanyaan cerdas seputar cerita dan pertanyaan pancingan tentang kelanjutan cerita menurut anak. Intinya biarkan mereka bertanya
•    Beri kesempatan anak bercerita dengan bahasa mereka. Umumnya anak usia tiga tahun sudah mampu menceritakan kembali. Contohnya putri saya Alisha 4 tahun senang membacakan cerita menurut versinya setelah saya bacakan cerita untuknya. Tak perlu diinterupsi biarkan anak mengembangkan imaginasinya saat bercerita.
•    Jadikanlah moment membaca cerita sebagai media komunikasi yang menyenangkan



Jadi, tak ada alasan lagi bagi saya  untuk malas membacakan buku cerita pada anak ketika tengah capek dan mengantuk  Melihat perannya yang begitu besar dalam pembentukan karakter si buah hatiku.. Tentunya dibarengi dengan teladan yang baik juga dari sikap kita sehari-hari karena tidak lucukan bila kita bercerita tentang jeleknya sikap seseorang yang tidak jujur sementara kita orang tuanya suka berbohong di depan anak. Hal ini akan membuat anak menjadi kurang percaya pada kebenaran yang kita utarakan sehingga tidak akan ditiru dan tidak meresap dihati anak karakter baik yang coba kita tanamkan lewat cerita. Contohnya  tindakan korupsi yang banyak dilakukan para pemimpin negeri ini. Bukankah awalnya merupakan bibit dari ketidakjujuran dan suka mengambil hak milik orang lain tapi selalu dibiarkan begitu saja? Inilah cara saya menanamkan karakter pemimpin pada anak. Bagaimana dengan Anda?






Kamis, 12 September 2013

Menjadi Ibu Yang Mendidik Dengan Hati

Alhamdulillah akhirnya buku kedua saya terbit juga bulan September 2013 yaitu 'Sukses Mendidik Anak Dengan Qolbu' yang diterbitkan oleh BIP Gramedia












Tebal 180 an halaman
terbit sep 2013
harga 35 ribu
 maaf belum lengkap infonya karena belum nerima bukti terbitnya tapi udah edar di toko2 buku kok  :)








Seorang pengamat anak, Kak Seto Mulyadi dalam sebuah seminar pendidikan mengatakan bahwa mendidik anak tidak perlu dengan kekerasan dan kekasaran. Mendidik itu dilakukan dengan hati. Kalau anak diajari dengan kasar dan kekerasan, anak tidak akan tumbuh sebagai pembelajar sejati dalam hidupnya. Kak Seto berpendapat bahwa kunci sukses dalam mengajar adalah menciptakan suasana yang ramah. Para pendidik harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu para pendidik harus terus belajar dan berpikir secara kreatif dalam mengajarkan ilmu kepada anak-anaknya secara menyenangkan. Jika hal ini terus menerus diasah, maka anak akan tumbuh menjadi seorang pembelajar yang sejati. Anak-anak akan memahami betul apa makna belajar, yaitu berusaha memahami, merasakan dan menyelesaikan sebuah permasalahan.

Sebagai orang tua sekaligus pendidik, kita dituntut untuk bisa mendidik anak dengan hati agar anak bisa merasa nyaman untuk mengoptimalkan potensi dirinya..Saya contohkan kisah seorang ibu yang mendidik anaknya dengan hati. Ia seorang single parents asal korea yang memiliki anak cacat bernama Hee Ah Lee. Bayangkan, anaknya hanya memiliki panjang kaki sebatas lutut dengan jari-jari tangan yang hanya berjumlah empat jari. (dua dikiri dan dua dikanan) yang lebih malangnya lagi anaknya juga mengalamai keterbelakangan mental. Bila menilik secara logika, sulit membayangkan anaknya bisa sukses. Tapi berkat ibunya yang penuh cinta kasih dalam mendidiknya juga berkat gurunya yang perduli pada Hee Ah Lee, akhirnya anak tersebut berhasil menjadi seorang pemain piano yang terkenal di Asia bahkan didunia.

Timbul pertanyaan dibenak kita mengapa anak–anak yang cacat fisik dan keterbelakangan mental seperti Hee Ah Lee bisa memiliki prestasi yang mengagumkan? dan memiliki pribadi yang mulia dan bermanfaat bagi sesamanya. Hal ini tak lain karena ibu dan gurunya melihat peserta didiknya dengan
1.    Kacamata hati sehingga dia memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus
2.    Ibu dan gurunya fokus pada solusi dari persoalan yang dihadapi anaknya, dengan demikian ia bisa menemukan mutiara terpendam dari bakat Hee Ah Lee  anaknya
3.    Ibu dan gurunya sadar bahwa anak adalah titipan Allah, oleh karenanya ia jaga dengan penuh kearifan
4.    Sadar sebagai ibu dan guru yang memang telah dipilih oleh Sang Pencipta, sebab tak semua pendidik sanggup memikul beban seberat itu.

Timbullah kesadaran untuk mencurahkan perhatian pada anaknya. Jadi jangan pernah merasa Tuhan tidak adil bila anak kita memiliki kekurangan atau berbeda dengan anak yang lain karena Allah tahu bahwa sebagai pendidik kita sanggup mengatasinya. Selain itu masalah yang timbul pada anak bisa menjadi ladang amal buat kita bila sabar dalam mendidiknya.
Pentingnya mendidik dengan hati karena hati adalah dasar dari pemikiran. Bila baik hatinya maka baiklah pikirannya. Jadi salah besar bila kita lebih menjejali otak anak dengan nilai-nilai akademik yang tinggi semata sementara hatinya tetap kita biarkan kering dan gersang. Padahal ilmu pengetahuan sendiri berhasil membuktikan bahwa kualitas elektromagnetik jantung (hati) 5000 kali lebih kuat daripada otak. Lantas, mengapa kita hanya  berpikir untuk memaksimalkan potensi otaknya saja yang jauh lebih sedikit kualitasnya dari potensi/kekuatan hati?

Kehebatan hati sendiri telah Rasulullah sebutkan dalam hadistnya
“Ingatlah, dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Bila segumpal daging itu baik, seluruh tubuh akan menjadi baik. Tetapi bila ia rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuh. Segumpal daging itu bernama Qolbu. (HR Bukhari dan Muslim) Rasulullah juga mengatakan “Mintalah Fatwa Keapda Hatimu..” Bahkan Dolly Adler mengatakan “ Seringkali hatimu mengetahui sesuatu jauh sebelum pikiran.” Jadi berusahalah untuk selalu mendengarkan kata hati yang benar.Lalu, bagaimana untuk menjadi pendidik yang mendidik
dengan hati? rahasianya ada dalam buku ini



Rabu, 11 September 2013

Mencintai Pasangan Dengan Hati

                                                          didijunaedihz.wordpress.com

Saya sering menerima berbagai keluhan dari teman-teman seputar permasalahan rumah tangga mereka. Mulai dari curhat tentang suami yang anak mami hingga lebih memihak ibunya daripada istrinya. Suami yang penghasilannya sangat minim hingga tak mampu memenuhi keuangan keluarga. Sementara kebutuhan hidup terus meningkat sehingga si istri sering mengeluh dan menyesali diri mengapa dulu mau menerima lamaran pria yang kini menjadi suaminya. Astaghfirullah….

Yang lebih serunya lagi ketika seorang teman mengadu sambil berurai air mata karena jenuh menghadapi suaminya yang super cuek. Bayangkan setelah 13 tahun menikah, tak pernah sekalipun suaminya mengingat apalagi sampai merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Bahkan mengingat ulang tahun si istri pun sering lupa. Apalagi untuk memberikan surprise atau hadiah seperti harapan si istri. Rasanya pengen garuk aspal, geram si istri. Ckckck…saya pun tersenyum geli sekaligus prihatin mendengar penuturannya. Mungkin bagi suaminya hal ini hanya masalah  sepele, tapi tidak bagi si istri.

Terus terang saya sendiri pun tak pernah berharap banyak suami mau merayakan ulang tahun pernikahan bersama. Saya sendirilah yang sering mengingatkan “ Bang bulan depan tak terasa usia pernikahan kita sudah mencapai 10 tahun yah. Apakah abang punya rencana di hari special kita,?” Begitulah cara saya membujuk suami hingga dia pun kreatif mengeluarkan ide untuk merayakannya dengan nonton berdua karena kebetulan kami berdua hobi nonton. Setelah itu dilanjutkan dengan makan bersama. Rasanya sangat romantis meski tak ditemani lilin yang remang-remang hehehee. Namun kebersamaan yang terjalin itulah yang membawa kesan. Apalagi dibarengi dengan saling sharing isi hati. Rasanya semua beban dan persoalan diantara kami menjadi lebih mudah untuk dipecahkan dan dibicarakan.



Yups! Pasangan suami istri adakalanya butuh waktu berdua saja tanpa anak-anak untuk menjalin keintiman. Sehingga rumah tangga menjadi lebih harmonis. Bila perlu, rencanakan juga bulan madu kedua. Mengapa tidak?


Prihatin juga mendengar banyaknya keluhan para istri yang tidak bahagia menjalani pernikahannya. Maka tak heran angka perceraian yang terjadi tiap tahun kian panjang daftarnya di pengadilan agama. Salah satu penyebabnya menurut saya karena masing-masing pasangan tak pernah mau mengutarakan dan mengerti harapan pasangannya sendiri. Terbersitlah ide dikepala saya untuk membantu mengirimkan harapan para istri pada suaminya baik di dunia maya maupun nyata dengan menuliskan harapan mereka dan mengirimkannya lewat pos pada suami masing-masing.



Respon para suami ternyata bermacam-macam menurut pengakuan istri-istri mereka. Ada yang merasa malu dan senyum-senyum sendiri membaca harapan istrinya karena ingin dia bersikap lebih romantis dan mau bilang I love u lagi seperti awal menikah. Ada yang berubah setelah tahu harapan istrinya dan ada juga yang datar-datar aja sambil berkata “Jangan aneh-aneh deh,” gerutu suaminya. Meskipun tak selalu berhasil, tapi saya merasa puas bisa menuliskan dan menyampaikan harapan para istri buat suaminya. Bahkan tak sedikit para istri yang menuliskan harapannya agar suaminya bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya dan anak-anaknya. Sungguh sebuah harapan yang mulia dari seorang istri.

Yah, maraknya perceraian dan kasus kegagalan dalam rumah tangga belakangan ini membuat kita jadi merenung mengapa bisa terjadi? Padahal waktu memutuskan untuk menikah masing-masing pihak mengaku sama-sama saling mencintai. Lantas mengapa dua orang yang awalnya membangun rumah tangga berdasarkan cinta akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan alasan tak cocok lagi dan sudah tak mencintai pasangannya lagi. Secepat itukah rasa cinta pergi dari hati mereka? Pastilah ada yang salah dalam hal ini.

Patutlah kita pertanyakan apakah selama ini para pasutri sudah mampu mencintai pasangan dengan hati bukan dengan akal/logika semata? sebagaimana lirik lagu vina vanduwinata cinta itu tak sama dengan logika. Yah, tepatnya cinta perlu disentuh oleh hati yang peka dalam mencintai. Karena bila hanya mengandalkan akal/logika saja maka sesungguhnya akal akan terus mencari kesempurnaan. Sedangkan bila mencintai dengan hati, maka seseorang akan berusaha untuk selalu mendengar suara hati pasangannya. Memberikan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih karena lahir dari lubuk hati yang paling murni. Serta mampu berempati terhadap kebutuhan dan harapan pasangannya.

Intinya dengan hanya mengandalkan cinta secara logika saja tidaklah cukup tanpa diselaraskan dengan hati. Misalnya aku mencintainya karena ketampanannya, kemapanannya dan ketenarannya. Begitu hal-hal yang disebutkan hilang, maka hilanglah rasa cinta. Berbeda bila seseorang yang mencintai dengan hati, ia akan menerima pasangannya apa adanya karena dia tahu pasangannya membutuhkan dirinya sebagaimana dirinya juga membutuhkan pasangannya. Sehingga terciptalah Take And Give dan saling menghebatkan satu sama lain ditengah kekurangan sebagaimana mestinya.

Rabu, 04 September 2013

Pohon Cinta Pernikahan

                                                                       bagindaery.blogspot.com

Saya mengibaratkan sebuah pernikahan itu umpama pohon cinta, yang akan terus bertumbuh dan menghasilkan buah yang manis melewati sebuah proses. Semakin kuat akarnya, maka semakin kuatlah pohon itu tegak berdiri. Dalam pernikahan akar diibaratkan sebuah komitmen yang ada pada suami maupun istri. Komitmen untuk saling setia mengarungi bahtera rumah tangga baik dalam suka maupun duka. Jadi bukan hanya setia pada saat senang saja. Semakin kuat komitmen yang ada, maka semakin kuatlah biduk rumah tangga tersebut.

Proses yang dilewati untuk bisa menghasilkan buah yang manis dalam pernikahan, pastilah membutuhkan waktu, kesabaran dan penyesuaian. Ibarat pohon yang menyesuaikan dengan musim tertentu untuk bisa memproses makanan di daun. Misalnya dimusim yang banyak sinar mataharinya sebagai salah satu factor yang diperlukan dalam fotosintesis selain air dan udara. Sehingga kita kenal musim-musim buah pada bulan tertentu. Begitu juga pernikahan, dibutuhkan adaptasi tiada henti untuk bisa mengecap manisnya buah kehidupan berumah tangga. Juga kesabaran dalam melewati proses yang penuh gelombang yang selalu siap menghantam.


                                                                         khezo.com

Adapun sinar matahari adalah gambaran dari paparan cahaya cinta yang terus menerus harus ada menerangi kehidupan suami istri. Sedangkan air ibarat hubungan yang selalu disirami dan disuburkan dengan komunikasi yang sehat. Udara sendiri saya ibaratkan adalah ilmu yang harus terus diserap oleh pikiran pasutri dalam membangun pernikahan yang agung. Dimana bangunan itu haruslah dikerjakan dengan ilmu yang mumpuni dalam mendesain bangunan itu agar terlihat indah dan dapat berdiri kokoh.


                                                         panda-holicious.deviantart.com

Tak cukup sampai disitu, sebuah pohon agar terus bertumbuh tentulah harus terus diberi pupuk. Nah, dalam pernikahan  pupuk itu bernama keimanan. Bila terus disirami setiap hari tanpa henti, maka tumbuhnya akan lebih sempurna dan memuaskan. Tak inginkah Anda memiliki sebuah rumah tangga yang megah bak istana? Yang dirancang dengan begitu indah dan mewah juga kokoh. Untuk itu diperlukan seorang arsitek yang cerdas dan berpengalaman. Semoga Anda dan pasangan mampu menjadi arsitek ulung untuk rumah tangganya hingga menjadi istana cinta nan abadi





translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut