novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Jumat, 26 April 2013

life is beautiful 1 Nikmatnya Hidup Dengan Bersyukur



Sahabat….Mari kita introspeksi diri sejenak, apa yang membuat kita menjadi pribadi yang kurang puas diri? Mungkin kita merasa apa yang sudah dicapai belum sesuai dengan apa yang kita impikan selama ini misalnya gak puas hidup begini begini aja tanpa ada kemajuan. Hidup selalu pas-pas an atau mengeluh karena memiliki paras yang tak secantik si A atau si B. Enyahkan pemikiran bahwa rumput tetangga lebih hijau dari rumput di rumah sendiri. Akibat dari sikap seperti ini membuat kita jadi membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Padahal Allah telah menciptakan kita sebagai manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Begitu juga begitu kita ditimpa sebuah musibah, apakah kita cenderung mengasihani diri sendiri dan menjadi pribadi yang lebih suka mengeluh dibanding sebelumnya?


Sahabat….Begitu pula bila kita merasa kurang puas dengan diri sendiri karena merasa tidak secantik si A atau si B. padahal kecantikan itu relative bagi setiap orang. Coba bandingkan si A memiliki wajah nan rupawan tapi perilakunya tidak baik seperti selalu berkata kasar dan sombong. Sementara si B memiliki wajah tak secantik si A tapi memiliki sifat rendah hati dan lemah lembut. Jelas inner beauty yang dimiliki si B membuat orang melihatnya menjadi lebih cantik dari si A karena lebih disukai perilakunya oleh banyak orang.
Bersukurlah, bahwa orang yang memiliki keterbatasan saja tak pernah merasa minder dengan keadaannya. Banyak yang tak memiliki kaki atau tangan bisa menerima keadaannya. Dan sering kita saksikan kisah para tunanetra dan tunarungu  yang memiliki semangat untuk tetap meraih prestasi.

Subhanallah! Begitu juga kala kita ditimpa bencana atau musibah, maka tegaskanlah diri kita bahwa masih ada yang nasibnya lebih malang dari kita. Bersyukurlah karena Allah masih memberikan kita kesehatan yang prima. Bayangkan betapa menderitanya orang yang terbaring dirumah sakita karena sakit kanker dan sakit parah lainnya. Bahkan mereka tak bisa lagi menikmati makan dengan enak karena rasa mual akibat kemoterapi. Tentu kita tak lupa dengan kisah hidup Pepeng seorang komedian terkenal yang ditimpa penyakit aneh yaitu separuh badannya mati rasa hingga hampir semua aktifitas ia lakukan di tempat tidur saja. Mulai dari makan sampai buang air kecil maupun besar sebab badannya tak bisa digerakkan.

Sahabat…..Apa jadinya bila kita harus membeli udara yang kita hiruf setiap hari? tentu hanya orang kaya saja yang bisa hidup. Berbahagialah karena kita masih memiliki keluarga dan sahabat yang masih menyayangi kita dan mau mendengar keluh kesah kita. Ingatlah bahwa apa yang Allah berikan buat kita adalah yang terbaik buat diri kita. Tak mungkin Allah menimpakan sebuah ujian hidup diluar batas kemampuan kita. Yakinlah bahwa setiap ujian yang datang adalah bentuk kasih sayang dariNya, agar kita naik kelas demi meningkatkan derajat hidup kita. Bisa juga sebagai teguran buat kita karena pernah berbuat dosa. Bukankah Allah sudah berjanji bahwa Dia akan menambah nikmatNya bagi hamba-hambaNya yang tahu bersyukur. Bila kita kufur nikmat maka azab Allah sangatlah pedih.


Seringkali kita menganggap bahwa kita hanya pantas menerima hal-hal yang baik saja dalam hidup ini. kesuksesan, karir yang mulus, harta yang berlimpah dan kesehatan yang prima. Tapi begitu kita mendapati kegagalan, kesulitan hidup dan penyakit, serta merta kita menganggap Tuhan tidak adil dengan mengeluh “ Mengapa harus saya?”




Seorang petenis kulit hitam dari Amerika bernama ‘Arthur Ashe’ yang memenangkan tiga gelar juara sutau ketika terkena penyakit serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi bypass. Namun setelah menjalani operasi duka kali, penyakitnya bukannya sembuh malah beliau terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima. Salah seorang penggemarnya protes dan mengatakan “ mengapa harus Anda yang menerima penyakit ini?” Arthur menjawab bahwa ketika saya mendapat trophy Wimbledon saya tidak pernah bertanya “mengapa saya?” maka ketika saya sakitpun saya tidak akan bertanya pada Tuhan “ mengapa saya?” Yah sahabat…. Kesimpulannya ketika kita mendapat sesuatu yang buruk, ingatlah saat ketika kita menerima keberuntungan atau hal yang baik.

Saya jadi teringat pada kisah seorang sahabat di kota Yogya. Dia sempat down menerima kenyataan harus cuci darah dua kali seminggu karena ginjalnya yang sudah rusak. Saya membayangkan pastilah hidupnya jauh dari bahagia. Tapi begitu bertemu, sedikitpun tak terlihat kemurungan diwajahnya. Malah sebaliknya, begitu mudahnya dia tersenyum dan tertawa disaat kami bertukar cerita. Memang setelah bertemu dia tak lagi harus cuci darah seperti sebelumnya. Tapi sebagai gantinya dia harus membawa selang diperutnya. Dokter menganjurkan dia harus mengganti cairan sendiri dirumah sebanyak empat kali sehari. Dan itu harus ia lakukan seumur hidupnya. Bayangkan! Rasa jenuh tentu menghinggapinya disaat harus mengganti cairan setiap harinya.

Bayangkan juga dia harus membawa selang kemana-mana bahkan saat dia mengajar para mahasiswanya. Kebetulan profesinya adalah seorang dosen. Tapi dia katakan sedikitpun mahasiwanya tak tahu ada selang diperutnya. Dia juga berkata bahwa sedikitpun dia tak memikirkan penyakitnya hingga dia bisa menikmati hari-harinya. Dia bersyukur karena  masih diberi kesempatan hidup oleh Allah sehingga bisa terus mendampingi istrinya dan bercengkrama dengan kedua anaknya.

Suatu waktu saya pernah ditimpa musibah yaitu terkena depresi yang mengakibatkan saya kehilangan minat pada apapun jua. Bahkan yang biasanya saya suka membaca dan menulis, tiba-tiba kedua aktifitas itu saya tinggalkan. Hidup saya tak lagi bahagia karena tak memiliki minat lagi terhadap apapun jua. Bahkan sempat terpikir dibenak saya untuk mati saja. Sampai suatu ketika saya mendapat teguran dari seorang teman bahwa hidup saya masih jauh lebih baik darinya.

Saya masih lebih beruntung darinya karena masih memiliki suami yang baik, setia dan begitu mencintai saya. Sementara suaminya sendiri berselingkuh dengan wanita lain hingga dia diceraikan oleh suaminya . Saya juga memiliki tiga orang anak yang lucu-lucu. Sementara teman saya tersebut hingga bercerai dari suaminya tak memiliki anak-anak yang bisa menjadi penghibur dan penguat hidupnya. Teman saya itu juga harus membanting tulang untuk menghidupi dirinya. Sementara saya tak perlu bekerja karena suami telah menghidupi saya dan anak-anak. Akh, saya jadi malu mendengarnya hingga membuat diri ini bangkit secara perlahan-lahan dari depresi.

Sahabat….. Lihatlah sekeliling kita, masih banyak orang yang hidupnya begitu susah sampai rumah pun tak punya hingga harus tidur dipinggir jalan seperti para gelandangan dan pengemis dipinggir jalan. Astagfirullah….masihkah kita tak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh yang kuasa? Usahakanlah untuk melihat kebawah jangan keatas terus agar kita terhindar dari kufur nikmat. Kuncinya Syukuri apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Dengan begitu, hidup pun akan terasa lebih indah.




5 komentar:

  1. Setuju mbak, obat untuk sehat walafiat dibumi,adalah senantiasa mensyukuri nikmat apapun yang terjadi :) salam kenal ya

    BalasHapus
  2. salam kenal juga mbak christanty makasih yah udah bersedia mengunjungi blog sederhana saya :)

    BalasHapus
  3. kata mas ipho bersyukurlah maka nikmat akan ditambah :)

    BalasHapus
  4. tulisan yang bermanfaat :)

    http://chemistrahmah.com

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaikum..
    kak, ada yang saya ingin tanyakan mengenai tulisan kakak.. Boleh saya minta kontaknya, saya Eem Sulaemah mahasiswi PBA FITK UIN JAKARTA, syukron kakak

    BalasHapus

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut