novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Rabu, 30 Oktober 2013

Tak Ada "Anak Tiri" di Hadapan Tuhan


Judul : Cahaya Hidupku
Penulis : Olivia Duhita
Penerbit : Dian Rakyat
ISBN : 978-979-078-4024
Tebal : 224 halaman
Harga : Rp60.000
Terbit : April 2013 


 Banyak  pandangan terhadap bocah dengan keterbelakangan mental yang biasa disebut anak sindroma down (DS)? Tenu ada yang berpendapat mereka selamanya mengalami keterbelakangan mental. Mereka tak akan bisa sepintar dan sehebat anak normal, apalagi sampai berprestasi karena sedari lahir telah mengalami keterlambatan berbicara, berjalan, gerak motorik, dan sebagainya.

Padahal, pendapat itu tak selamanya benar. Pengalaman-pengalamnan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus disajikan ulang dalam buku ini membuktikan bahwa takdir seseorang bisa diubah. Penulisnya sendiri memiliki anak DS yang membuatnya tergerak mengenalkan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS). Dia turut aktif di dalam organisasi ini bersama pengurus lainnya. Mereka bekerja dengan hati dan keikhlasan serta selalu berupaya mendukung dan semangat bagi sahabat POTADS.

DS sendiri merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang berdampak pada keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental yang dulu sering disebut "mongoloid" karena ciri-cirinya yang mirip orang Mongolia, di antaranya memiliki bentuk mata sedikit miring ke atas dan tidak memiliki lipatan pada kelopak mata. Wajahnya khas, tubuh pendek dan hidung datar.

Tak banyak yang tahu persis penyebab DS. Salah satunya karena di kromosom nomor 21 pada penyandang DS terdapat 3 buah (tidak sepasang). Akibatnya jumlah kromosom 47 buah, seharusnya 23 pasang (46). Ada kisah-kisah perjuangan para orang tua membesarkan anak DS. Ada juga tips dan informasi bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Dilengkapi juga dengan daftar alamat sekolah dan tempat terapi. Rasanya buku ini cukup komplet bagi para orang tua yang dipercaya mengurus anak seperti ini. Namun, tak ada salahnya juga dibaca siapa pun demi mendapatkan ilmu dan menambah pengalaman akan warni-warninya hidup. Salah satunya tatkala dititipi Tuhan untuk merawat dan membesarkan anak spesial ini.

Stephani Handojo (hal 41) telah membuat banyak orang tak henti berdecak kagum karena keberhasilannya meraih berbagai medali dalam kejuaraan. Dia meraih medali emas pertama untuk Indonesia tahun 2011 dalam kejuaraan lomba renang gaya dada di Special Olimpic Worid. Tak hanya itu, Fani, begitu dia biasa dipanggil, juga terpilih sebagai pembawa obor Olimpiade London tahun 2012.

Dia harus berlari sepanjang 600 meter bergantian bersama teman-teman "International Inspiration" di Kota Nottingham, Inggris. Hebatnya lagi, Fani satu-satunya anak berkebutuhan khusus yang dipilih panitia Olimpiade bekerja sama dengan UNICEF dan British Council melalui program International Inspiratin dari 12 juta anak di dunia yang berasal dari 20 negara.

Prestasi Fani lainnya yang sangat pandai bermain piano sehingga meraih penghargaan Muri karena berhasil memainkan 22 lagu secara berkesinambungan tiada henti. Ya, berkat pengarahan yang tepat dan dukungan penuh dari keluarga dan pelatih, Fani berhasil menunjukkan pada dunia bahwa anak DS juga bisa berprestasi.

Bahkan, dia melebihi orang normal sekalipun. Sekali lagi semuanya berkat peran orang tua dan sekitarnya yang penuh kasih karena mau mengerti serta menerima keadaan Fani apa adanya. Tentu saja semua jelas berkat campur tangan Tuhan bagi Fani yang tekun, mau bekerja keras, dan penuh semangat. Tuhan tidak pernah menganggap satu orang pun sebagai "anak tiri." Tuhan memberi anugerah yang sama kepada tiap-tiap pribadi.

Pembaca juga bisa menemukan 14 kisah menakjubkan anak DS lainnya dalam buku inspiratif ini. Intinya keterbatasan tidaklah menjadi penghalang mencapai keberhasilan. Sukses adalah sebuah cita-cita untuk semua orang, termasuk anak DS. Orang "normal" secara fisik dan psikis harusnya bisa lebih baik dari mereka baik prestasi maupun semangat untuk berjuang dan tak mudah berputus asa. Benarkan begitu?




Resensi ini dimuat di koran jakarta 31 0kt 2013  http://m.koran-jakarta.com/index.php?id=132338&mode_beritadetail=1

2 komentar:

  1. Selamat Mba Iir, jadi pengen kirim lagi resesnsi ke korjak..

    BalasHapus
  2. makasih mba ety resensi pernah dimuat juga yah mba ety ayo kirim lagi saya aja ketagihan mau kirim resensi juga :)

    BalasHapus

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut