novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Selasa, 29 Oktober 2013

Suara Hati Anak




Saya tercenung saat Baim protes

    “Ma, Baim gak mau nama tokoh ceritanya pake nama Baim. Ganti aja yah Ma,” ucapnya sambil menghapus namanya dan menggantinya dengan nama yang lain. Tak hanya itu, dia juga tidak suka bila fotonya saya upload di situs pertemanan social.
    “Pokoknya Baim gak suka foto-foto Baim di taruh di facebook Mama,” sungutnya lagi. Hmmm…. Bahkan pernah suatu kali saya mengirimkan sepotong cerita tentang Baim yang suka dijahili oleh kakaknya Balqis. Dimana syaratnya harus menyertakan foto anak yang diceritakan. Begitu dimuat disalah satu tabloid parenting, Baim bukannya senang saat saya pamerkan cerita yanga da fotonya, dia malah ngambek.
    “Kok bukan foto kak Balqis aja yang Mama taruh di majalah. Kenapa foto Baim Ma,” wajahnya tak senang.

    Owalah Nak, nak apa salah Mama mejengin fotomu? Saya pun jadi berpikir mengapa Baim tidak suka dipublikasi. Sementara kedua saudaranya Balqis dan Alisha malah sebaliknya, sangat senang difoto dan dipasang di Facebook saya. Begitu juga saat diikutkan lomba foto. Alisha dan Balqis senang sekali ketika menang dan ditampilkan di tabloid dan majalah… Akhirnya saya menuruti keinginan Baim ketika minta diajarin bagaimana mengganti foto profilnya dengan gambar kartun. Kebetulan Baim sudah punya akun Facebook sendiri karena melihat kakaknya mendapat banyak teman sebaya lewat situs pertemanan. Dan tadaaaa…foto profil Baim pun berganti dengan gambar angrybird. Dia sangat senang dan tersenyum senyum sendiri karena berhasil mengganti fotonya yang asli dengan gambar kartun kesukaannya.

    Pernah juga suatu kali saya mengikutkannya lomba foto dan keluar sebagai pemenang pertama dengan tema paling ganteng. Meski senang keluar sebagai juara satu apalagi dengan predikat foto paling ganteng tetap aja Baim mewanti-wanti.

    “Lain kali Mama gak usah mengikutkan foto Baim lomba lagi yah.” Hehehehe tetep…. Kamu memang unik Nak, Dan Mama akan menghargai keunikan karaktermu.
Tapi dengan protesnya Baim saya jadi tahu bahwa anak saya mungkin setelah dewasa nanti tipe orang yang senang bekerja dibalik meja atau dibelakang layar. Hmmmm ada hikmahnya juga bila tahu suara hati anak yang sebenarnya hingga tahu bagaimana karakter dan keinginannya.

Yups, kesimpulannya keinginan orang tua tak selamanya merupakan keinginan anak bukan?. Sejatinya setiap anak itu unik, memiliki keinginan, karakter, dan kecerdasan yang berbeda-beda. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Howard Gardner, seorang profesor bidang pendidikan dari universitas Harvard bahwa kecerdasan pada anak itu tak hanya satu tapi bermacam-macam diantaranya
-    Kecerdasan visual, Tubuh, Interpersonal, Bahasa, Logika – Matematika, Musik, Naturalis, dan Kecerdasan Intrapersonal
 Jadi kita orangtuanyalah yang harus mengerti dan menerima keunikan, kecerdasan serta kemauan setiap anak-anak kita.

Dimuat di harian republika rubrik buah hati selasa 22 oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut