novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Kamis, 22 April 2010

hidup bahagia dengan cara sederhana




Siapa sih didunia ini yang tak ingin hidup bahagia? Berbagai cara ditempuh untuk meraih kebahagiaan tersebut. Ada yang beranggapan dengan memiliki harta dan uang yang banyak, maka kebahagian bisa dibeli. Tak perduli apakah cara yang ditempuh ujung-ujungnya tak akan melahirkan sebuah kebahagiaan yang dicari.
Orang tua yang super sibuk mencari nafkah dengan alasan demi memberi kebahagiaan buat keluarga lewat hidup yang mapan. Tapi lupa kalau anggota keluarga anak atau istri misalnya tak hanya butuh materi, tapi juga perhatian dan kasih sayang, yang tak didapat saat waktu suami atau istrinya lebih banyak diluar rumah
Seorang suami yang melakukan korupsi demi memenuhi tuntutan dari diri sendiri atau pasangannya dengan pemikiran bahwa uang banyak yang diterima secara tidak halal akan membahagiakan karena bisa membawa mereka jalan-jalan keluar negeri atau membeli mobil mewah dll.
Kita pun jadi bertanya-tanya, apakah sebatas itu definisi sebuah kebahagiaan? Berarti kebahagian itu didapat dari luar diri kita, bukan dari dalam diri kita. Padahal rasa bahagia lahir dari dalam diri seseorang. Tak perduli dia kaya atau kekurangan. Cantik atau jelek. Cacat atau normal.
Kalau seseorang yang memiliki banyak harta bisa bahagia itu hanyalah sebuah efek dari usaha keras yang dia lakukan. Harta Bukanlah salah satu sumber bahagia. Banyak kok orang yang hidup dalam kemiskinan tapi masih bisa tersenyum dan tertawa, meski mereka merasa hidup ini berat dan penuh perjuangan. Tatkala mereka merasa bersyukur dengan melihat kebawah bahwa masih ada yang lebih susah lagi. Seorang yang cacat masih bisa menjalani hidup dengan tersenyum karena rasa syukur masih diberi oleh Tuhan kesempatan hidup, dibandingkan dengan orang-orang yang menderita sakit berat seperti kanker .
Jadi apapun keadaan kita, berupayalah untuk menyederhanakan arti sebuah kebahagiaan. Dengan melahirkan rasa syukur setiap saat, dengan berupaya untuk tak melihat ke atas terus. Semoga kita tak menjadi orang yang kufur nikmat. Bukankah Tuhan pernah berjanji bahwa Dia akan menambah nikmatnya bagi orang-orang yang tahu bersyukur. Sungguh sederhana yang dipinta olehNYa.
Iir di http://seuntaikatahati.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut