novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Selasa, 17 Desember 2013

Suara Hati Anak

Saya tercenung saat Baim protes





    “Ma, Baim gak mau nama tokoh ceritanya pake nama Baim. Ganti aja yah Ma,” ucapnya sambil menghapus namanya dan menggantinya dengan nama yang lain. Tak hanya itu, dia juga tidak suka bila fotonya saya upload di situs pertemanan social.

    “Pokoknya Baim gak suka foto-foto Baim di taruh di facebook Mama,” sungutnya lagi. Hmmm…. Bahkan pernah suatu kali saya mengirimkan sepotong cerita tentang Baim yang suka dijahili oleh kakaknya Balqis. Dimana syaratnya harus menyertakan foto anak yang diceritakan. Begitu dimuat ditabloid NAKITA, Baim bukannya senang saat saya pamerkan cerita yang ada fotonya, dia malah ngambek.



    “Kok bukan foto kak Balqis aja yang Mama taruh di majalah. Kenapa foto Baim Ma,” wajahnya tak senang.

    Owalah Nak, nak apa salah Mama mejengin fotomu? Saya pun jadi berpikir mengapa Baim tidak suka dipublikasi. Sementara kedua saudaranya Balqis dan Alisha malah sebaliknya, sangat senang difoto dan dipasang di Facebook saya. Begitu juga saat diikutkan lomba foto. Alisha dan Balqis senang sekali ketika menang dan ditampilkan di tabloid dan majalah…

Akhirnya saya menuruti keinginan Baim ketika minta diajarin bagaimana mengganti foto profilnya dengan gambar kartun. Kebetulan Baim sudah punya akun Facebook sendiri karena melihat kakaknya mendapat banyak teman sebaya lewat situs pertemanan. Dan tadaaaa…foto profil Baim pun berganti dengan gambar angrybird. Dia sangat senang dan tersenyum senyum sendiri karena berhasil mengganti fotonya yang asli dengan gambar kartun kesukaannya.



    Saya pun jadi penasaran dengan Baim. Mengapa ia tidak suka dipublikasi? sikap itu konsisten ia tunjukkan sejak masih berusia lima tahun. Ia bahkan tak berubah pemikiran meski fotonya pernah menjuarai kategori foto paling ganteng.


                                 Foto Baim yang menang lomba kategori paling ganteng


                              

    “Lain kali Mama gak usah mengikutkan foto Baim lomba lagi yah.” Hehehehe tetep….


Belum lama ini saya menanyakan alasannya kepada Baim. Baim rupanya malu fotonya dilihat banyak orang
" Baim tak mau orang banyak mengenali Baim," ujarnya. Saya mencoba memahami Baim dengan keunikannya. Saya jadi tahu bahwa anak saya mungkin setelah dewasa nanti tipe orang yang senang bekerja dibalik meja atau dibelakang layar. Hmmmm ada hikmahnya juga bila tahu suara hati anak yang sebenarnya hingga tahu bagaimana karakter dan keinginannya. Seperti saat menulis kisah ini, Baim masih juga protes. Dia keberatan fotonya dipajang dan cerita tentang dirinya dimuat. Saya selalu mencoba memberikan pengertian . Saya jelaskan cerita maupun foto foto Baim yang diunggah bukanlah foto yang memalukan. Semuanya pose terbaik Baim




Saya juga memberitahu Baim bahwa kisah yang saya tulis bukan untuk membuatnya malu. Saya justru ingin berbagi kisah pengasuhan agar orang tua lainnya dapat memberikan pengertian kepada anandanya sealigus menghargai pilihan anak. Alhamdulillah Baim bisa mengerti penjelasan saya. Dia kini merasa bangga dan tak malu lagi mendapatkan publikasi. Tentunya saya akan terus meminta pendapatnya sebelum mengunggah cerita ataupun Foto Baim Ke Facebook maupun Blog :)

artikel ini diikutkan dalam #postifparenting lomba blog nakita dan dimuat di leisure republika




2 komentar:

  1. anakku suka difoto jg mak,,dia suka eksyen,,umurnya 3 th,,skrg kalo difoto sering nanya,,buat apa bun,,buat bok (blog),,trs aku jwb.,iya,,boleh ya? mo bunda tulis,,trs jawabnya,,yg antik (cantik) aja bund,,angan (jangan) yang eyyek (jelek) he he :)

    BalasHapus
  2. memang lucu yah bunda Aisykha tingkah polos anak anak :)

    BalasHapus

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut