novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Rabu, 11 September 2013

Mencintai Pasangan Dengan Hati

                                                          didijunaedihz.wordpress.com

Saya sering menerima berbagai keluhan dari teman-teman seputar permasalahan rumah tangga mereka. Mulai dari curhat tentang suami yang anak mami hingga lebih memihak ibunya daripada istrinya. Suami yang penghasilannya sangat minim hingga tak mampu memenuhi keuangan keluarga. Sementara kebutuhan hidup terus meningkat sehingga si istri sering mengeluh dan menyesali diri mengapa dulu mau menerima lamaran pria yang kini menjadi suaminya. Astaghfirullah….

Yang lebih serunya lagi ketika seorang teman mengadu sambil berurai air mata karena jenuh menghadapi suaminya yang super cuek. Bayangkan setelah 13 tahun menikah, tak pernah sekalipun suaminya mengingat apalagi sampai merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Bahkan mengingat ulang tahun si istri pun sering lupa. Apalagi untuk memberikan surprise atau hadiah seperti harapan si istri. Rasanya pengen garuk aspal, geram si istri. Ckckck…saya pun tersenyum geli sekaligus prihatin mendengar penuturannya. Mungkin bagi suaminya hal ini hanya masalah  sepele, tapi tidak bagi si istri.

Terus terang saya sendiri pun tak pernah berharap banyak suami mau merayakan ulang tahun pernikahan bersama. Saya sendirilah yang sering mengingatkan “ Bang bulan depan tak terasa usia pernikahan kita sudah mencapai 10 tahun yah. Apakah abang punya rencana di hari special kita,?” Begitulah cara saya membujuk suami hingga dia pun kreatif mengeluarkan ide untuk merayakannya dengan nonton berdua karena kebetulan kami berdua hobi nonton. Setelah itu dilanjutkan dengan makan bersama. Rasanya sangat romantis meski tak ditemani lilin yang remang-remang hehehee. Namun kebersamaan yang terjalin itulah yang membawa kesan. Apalagi dibarengi dengan saling sharing isi hati. Rasanya semua beban dan persoalan diantara kami menjadi lebih mudah untuk dipecahkan dan dibicarakan.



Yups! Pasangan suami istri adakalanya butuh waktu berdua saja tanpa anak-anak untuk menjalin keintiman. Sehingga rumah tangga menjadi lebih harmonis. Bila perlu, rencanakan juga bulan madu kedua. Mengapa tidak?


Prihatin juga mendengar banyaknya keluhan para istri yang tidak bahagia menjalani pernikahannya. Maka tak heran angka perceraian yang terjadi tiap tahun kian panjang daftarnya di pengadilan agama. Salah satu penyebabnya menurut saya karena masing-masing pasangan tak pernah mau mengutarakan dan mengerti harapan pasangannya sendiri. Terbersitlah ide dikepala saya untuk membantu mengirimkan harapan para istri pada suaminya baik di dunia maya maupun nyata dengan menuliskan harapan mereka dan mengirimkannya lewat pos pada suami masing-masing.



Respon para suami ternyata bermacam-macam menurut pengakuan istri-istri mereka. Ada yang merasa malu dan senyum-senyum sendiri membaca harapan istrinya karena ingin dia bersikap lebih romantis dan mau bilang I love u lagi seperti awal menikah. Ada yang berubah setelah tahu harapan istrinya dan ada juga yang datar-datar aja sambil berkata “Jangan aneh-aneh deh,” gerutu suaminya. Meskipun tak selalu berhasil, tapi saya merasa puas bisa menuliskan dan menyampaikan harapan para istri buat suaminya. Bahkan tak sedikit para istri yang menuliskan harapannya agar suaminya bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya dan anak-anaknya. Sungguh sebuah harapan yang mulia dari seorang istri.

Yah, maraknya perceraian dan kasus kegagalan dalam rumah tangga belakangan ini membuat kita jadi merenung mengapa bisa terjadi? Padahal waktu memutuskan untuk menikah masing-masing pihak mengaku sama-sama saling mencintai. Lantas mengapa dua orang yang awalnya membangun rumah tangga berdasarkan cinta akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan alasan tak cocok lagi dan sudah tak mencintai pasangannya lagi. Secepat itukah rasa cinta pergi dari hati mereka? Pastilah ada yang salah dalam hal ini.

Patutlah kita pertanyakan apakah selama ini para pasutri sudah mampu mencintai pasangan dengan hati bukan dengan akal/logika semata? sebagaimana lirik lagu vina vanduwinata cinta itu tak sama dengan logika. Yah, tepatnya cinta perlu disentuh oleh hati yang peka dalam mencintai. Karena bila hanya mengandalkan akal/logika saja maka sesungguhnya akal akan terus mencari kesempurnaan. Sedangkan bila mencintai dengan hati, maka seseorang akan berusaha untuk selalu mendengar suara hati pasangannya. Memberikan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih karena lahir dari lubuk hati yang paling murni. Serta mampu berempati terhadap kebutuhan dan harapan pasangannya.

Intinya dengan hanya mengandalkan cinta secara logika saja tidaklah cukup tanpa diselaraskan dengan hati. Misalnya aku mencintainya karena ketampanannya, kemapanannya dan ketenarannya. Begitu hal-hal yang disebutkan hilang, maka hilanglah rasa cinta. Berbeda bila seseorang yang mencintai dengan hati, ia akan menerima pasangannya apa adanya karena dia tahu pasangannya membutuhkan dirinya sebagaimana dirinya juga membutuhkan pasangannya. Sehingga terciptalah Take And Give dan saling menghebatkan satu sama lain ditengah kekurangan sebagaimana mestinya.

6 komentar:

  1. hihihihi mak, daku sudah 13 tahun menikah dan sudah 7 tahun nda pake anipersarian, tapi baru belakangan bisa bener2 singkron ritmenya, dan kadang kemanjaan kami ditiruin anak2 hahaha, seperti charging energy sampai manggil pake cin dibelakang kata panggilan :D Baru setelah tuwir paham ... never hope too much, terima aja apa adanya :)

    BalasHapus
  2. ternyata banyak juga yah mak dirimu juga gak pake anniversari heheheh memang I love just the way you are yah:))

    BalasHapus
  3. Sama ma mak Lina SS... setelah 19 tahun menikah kami mencintai dg ikhlas..bukam hati lagi

    BalasHapus
  4. hehe. para istri suka malu sih ngomong keinginan dan harapannya di depan suami. istri berharap suami sudah tahu tanpa diberi tahu. tapi kebanyakan kaum adam nggak bakal ngeh kalo ga dikasih tau. hihihi. bagus tuh mak idenya kirim surat ke pak suami. tapi klo suami saya kayaknya bakal yg bilang, "jangan aneh aneh deh". hahahaha. ga papa, Mak. suami saya mah emang ga bisa romantis. :D

    BalasHapus
  5. mak mak makasih udah pada mampir yah :),catatan manusia bener banget suami memang gak bakal negrti kalo istrinya gak ngungkapin apalagi keinginan dan cara komunikasi antar pria dan wanita memang berbeda

    BalasHapus

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut