novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Minggu, 17 Maret 2013

Menstimulasi Kecerdasan Alisha Lewat Cerita



Pada dasarnya semua anak senang dibacakan buku cerita termasuk anak-anak saya terutama Alisha Zakirah Yumna yg sekarang usinya 5 thn. Bahkan sejak usia 2 tahun Alisha sering minta dibacakan cerita yang sama secara berulang-ulang. Sebenarnya ini sebuah kesempatan yang baik bagi orang tua seperti saya selain untuk menstimulasi kecerdasannya dalam hal kosa kata agar lebih mudah belajar membaca nantinya di saat sekolah, juga dapat mengembangkan imaginasinya. Tentunya dengan memilih cerita yang tepat.

 Bahkan lewat cerita juga kita bisa menanamkan kebaikan misalnya berupa sifat: - Murah hati - Jujur - Sabar - Rajin - Patuh pada orang tua - Mau berbagi - Suka menolong - Sopan - Sikap mandiri - dsb Sungguh sangat prihatin bila masih banyak orang tua yang mengaku tidak punya waktu karena sibuk bekerja. Padahal dalam membacakan cerita bisa kapan saja misalnya ketika anak mau tidur, atau bisa juga meluangkan waktu sejenak bersama anak yang hanya beberapa menit ditengah-tengah kesibukan. Pertimbangkanlah selalu kepentingan anak diatas segalanya. Yang penting keleluasaan dan kenyamanan adalah hal yang harus menjadi prioritas. Andai semua orang tua tahu betapa dahsyatnya kekuatan cerita diantaranya bermanfaat untuk

 1. Melekatkan hubungan orang tua dan anak.

Dalam kegiatan membacakan cerita, otomatis anak dan orang tua menghabiskan waktu bersama secara pribadi. Untuk menjelajahi dunia yang ada dalam bacaan tersebut. Bila ini rutin dilakukan, tentu akan menjauhkan jarak antara orang tua dan anak. Apalagi bagi orangtua yang selalu sibuk bekerja di luar rumah. Ditambah lagi ketika bercerita kita memeluk dan membelai anak dengan kasih sayang. Ini sebuah terapi yang sangat manjur bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak. Inilah tujuan utama kita bercerita lewat contoh-contoh baik yang didengarnya.. Diharapkan dengan kisah yang kita bacakan dapat mempengaruhi perkembangan karakternya.

3. Memperluas kosa kata anak. Lewat kisah-kisah yang kita bacakan, anak mendapatkan kosa kata baru yang sebelumnya tidak dia kenal. Ini juga bisa melatih anak untuk memperkaya bahasanya. Untuk itu hendaklah dalam bercerita, usahakan selalu mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas
 4. Membangkitkan sikap kritis anak. Biasanya untuk menuntaskan rasa penasarannya anak akan bertanya sehabis mendengar cerita kita. Inilah kesempatan kita untuk menanyakan tentang isi cerita dan pendapat anak tentang perilaku si tokoh cerita. Tentu saja jenis pertanyaannya harus disesuaikan dnegan usia anak.

5. Meningkatkan kemampuan berbicara pada anak. Jelas sekali bila anak sering mendengarkan cerita, maka kemampuan berbicaranya kian terasah. Usahakan untuk tidak menggunakan bahasa yang dicadel-cadelkan karena anak akan menirunya. Tentu tidak bagus untuk perkembangan bahasanya. Jadi ucapkanlah dengan kalimat yang sempurna dan lengkap melalui artikulasi yang jelas pengucapannya.

 6. Mengenalkan anak pada dunia luar yang berbeda. Misalnya dengan bercerita tentang hal-hal yang terdapat di sebuah kota atau negara contohnya jam gadang yang terdapat di bukit tinggi, buah kiwi dari new Zealand. Jadi bila anak kita tanya tentang jam gadang atau buah kiwi, dia akan tahu berasal dari mana. Kita bisa menambahkan cerita tentang kebudayaan atau gaya hidup daerah atau negara tersebut. Dengan begitu pengetahuannya terhadap dunia luar bertambah.
7. Menanamkan karakter yang positif. Cerita yang tokohnya berkarakter baik seperti suka menolong, baik hati, jujur dsb akan tertanam di otak anak. Dengan begitu kemungkinan besar dia akan mencontohnya karena anak ibarat spon yang mudah menyerap atau meniru apa saja yang ia dengar dan lihat.. Lewat cerita juga anak mulai mengenal konsep benar atau salah secara sederhana. Tapi jangan tuntut anak untuk mengerti. Jadi biarkan mereka paham melalui proses yang alamiah. Selanjutnya bila anak keluar jalur, kita bisa mengingatkannya lewat cerita yang sudah pernah ia dengan. Hal ini lebih ampuh daripada kita memarahinya bila berbuat salah.
8. Memupuk anak untuk senang membaca dan cinta pada buku. Karena lewat bukulah pertamakali anak mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Jadi begitu dia ingin mencari tahu akan sesuatu, bukulah pertama-tama yang ia cari sebagai narasumber. Dengan begitu lama kelamaan rasa cinta akan buku pun tumbuh dihatinya.
9. Mengasah kemampuan untuk mendengarkan. Disaat kita membacakan cerita, otomatis anak berusaha mendengarkan dengan baik hingga tuntas.
 10. Mengembangkan imaginasi dan kreativitas anak. Tak dapat dipungkiri, kebiasaan ini mampu merangsang imaginasi anak lewat kisah-kisah yang kita suguhkan. Anak akan membayangkan bagaimana tokoh cerita dari gambar-gambar yang ia lihat sehingga memancing kreativitasnya. Contohnya anak saya yang bisa menceritakan kembali kisah yang saya bacakan bahkan dengan menciptakan jalan ceritanya sendiri lewat imaginasinya. Hanya saja kita perlu waspada dengan imaginasi yang menjurus pada kekerasan dan kejahatan. Iamginasi ini perlu kita luruskan sejak dini agar anak tak terlanjur menyimpannya di memori otak mereka. Sebaliknya imaginasi yang baik mampu menciptakan hal-hal yang baru misalnya karena imaginasilah yang telah membuat manusia menjadi pencipta atau penemu hal-hal yang hebat seperti menciptakan bola lampu, computer dan menciptakan gedung-gedung pencakar langit. Begitu luarbiasanya keajaiban dari sebuah imaginasi
11. Belajar memecahkan masalah. Dalam cerita-cerita yang di dengar anak, tentu memiliki aneka pemecahan masalah. Insya Allah perlahan-lahan anak akan menerapkan dalam kesehariannya yang akan terbawa hingga dewasa kelak. Misalnya dalam contoh cerita dibawah ini yang mengajarkan untuk bersikap sabar.
12. Mengasah rasa empati dan simpati. Dalam sebuah cerita yang ia dengar anak akan menemukan kalimat-kalimat ajaib lewat reaksi tokoh cerita misalnya empati, simpati , kekesalan, dan kegemasan misalnya mengapa kamu menangis atau mengapa kamu marah wahai kancil? Apakah kamu membutuhkan pertolongan? Dsb.

Namun ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih buku cerita yaitu
• Pilihlah jalan cerita yang mudah diikuti dan sesuai daya tangkap anak
• Berisi pesan moral yang jelas
• Kisah yang dapat ditebak
• Berisi kejadian yang menarik minat baik isi maupun kemasannya
• Berisi sekumpulan kegiatan • Akhir ceritanya baik dengan kesimpulan yang sesuai • Sesuai dengan kepribadian anak
• Bisa membuat anak berpikir
• Bisa membuat anak berfantasi
 • Sesuai dengan usia anak Adapun tips dalam bercerita yang baik yaitu;
• Memperhatikan anak dalam bercerita
• Gunakan ‘body language’
• Jangan terlalu cepat dan gunakanlah intonasi yang berbeda sesuai karakter dengan tekhnik fast, slow, dan pause saat membaca
• Beri anak dorongan untuk berinteraksi dan berpartisipasi misalnya dengan menanyakan pendapatnya tentang pesan moral yang terkandung. Beri juga anak pujian dan pelukan bila dapat menyebutkan pesan moral dan contoh perilaku yang sesuai.
 • Bacakan dengan hati dan menggunakan variasi suara, ekspresi wajah, gerakan dan kata-kata yang berulang untuk melibatkan anak masuk dalam cerita
 • Kalo bisa ulang cerita yang sama berulang kali karena anak anak akan membangun pemahaman mereka terhadap cerita tersebut. Seperti anak saya yang selalu minta dibacakan cerita yang sama berkali-kali. “Ma, bacain lagi ceritanya.” Jadi saya bisa 3-4 kali membacakan cerita yang sama untuknya.
• Lakukan dramatisasi misalnya dengan menggunakan efek tertawa, merengek, menjerit, bernisik, sedih, meraung, dan meniru suara binatang sesuai karakter dalam cerita
• Selalu menstimulasi anak dengan pertanyaan cerdas seputar cerita dan pertanyaan pancingan tentang kelanjutan cerita menurut anak. intinya biarkan mereka bertanya
• Beri kesempatan anak bercerita dengan bahasa mereka. Umumnya anak usia tiga tahun sudah mampu menceritakan kembali. Contohnya putri saya Alisha 4 tahun senang membacakan cerita menurut versinya setelah saya bacakan cerita untuknya. Tak perlu diinterupsi biarkan anak mengembangkan imaginasinya saat bercerita.
• Jadikanlah moment membaca cerita sebagai media komunikasi yang menyenangkan Karena sejak kecil Alisha selalu saya bacakan buku cerita baik itu cerita dongeng maupun cerita pengetahuan, Alhasil ketika usia 4 thn Alisha suka merangkai cerita sendiri sesuai imaginasinya. Contohnya ketika saya mulai mengantuk dan semakin lambat membacakan cerita untuknya, tiba-tiba Alisha mengabil buku ceritanya dan berkata "Sini Ma Lisha aja yang cerita," ucapnya semangat. akhirnya jadi terbalik bukan saya yg membacakan cerita untuknya tapi lisha yg membacakan cerita untuk saya ibunya hehehe ngantuk saya pun jadi hilang. lagi lagi Lisha menambah nambah sendiri jalan cerita menurut imaginasinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut