novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Minggu, 23 Januari 2011

Ayo! Selamatkan Bumi Dengan Peduli Lingkungan







Sebagai manusia yang telah bertahun-tahun menempati bumi ini, pernah gak terpikirkan oleh kita untuk menjaga lingkungan bumi dengan serius? Tentu jawaban itu berpulang pada diri kita masing-masing. Padahal action sekecil apapun itu dalam rangka menjaga dan memelihara lingkungan bumi, akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup kita kelak. Minimal dengan menjaga lingkungan sekitar rumah kita masing-masing.

Kenyataannya masih banyak kita temui orang-orang yang tanpa merasa bersalah melakukan kerusakan lingkungan itu sendiri. Hingga tak heran bila belakangan ini sering terjadi bencana alam. Misalnya melakukan perambahan hutan secara liar dan besar-besaran yang berdampak pada gundulnya hutan. Jika hutan tak ditanami lagi setelah ditebang, maka hutan yang gundul tadi saat terkena terik matahari, tanahnya menjadi rapuh dan berongga. Begitu hujan besar datang, maka terjadilah pengikisan tanah (erosi). Akibatnya sejumlah tanah terbawa aliran air yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Bahkan penambangan untuk mencari bahan tambang itu sendiri, tanpa diikuti dengan memperbaiki lingkungan sisa penambangan sesudahnya.

Belum lagi pemanasan global yang kian menghebat belakangan ini. Orang-orang dengan seenaknya membangun rumah kaca disana-sini, dan menggunakan energi listrik dengan borosnya. Yang mengakibatkan lapisan ozon kian menipis setiap harinya. Lihat saja, kita lebih memilih Air Conditioning sebagai penyejuk ruangan dari hawa panas. Padahal kita bisa memanfaatkan AC alami yaitu angin sejuk yang berhembus dari luar rumah. Dengan membuat jendela yang cukup banyak dan lebar sebagai jalan keluar masuknya angin dan udara segar. Padahal dengan banyak jendela yang bisa dibuka, otomatis ruangan di dalam rumah akan menjadi terang. Sehingga kita tak perlu menghidupkan lampu disiang hari. Bukankah semua itu bisa menghemat energi listrik? Belum lagi pencemaran yang terjadi disana-sini.

Pabrik-pabrik besar juga dengan seenaknya membuang limbah beracun ke dalam sungai yang mengakibatkan tercemarnya air bersih. Padahal air bersih sangat diperlukan manusia untuk memasak, minum dan keperluan rumah tangga lainnya. Juga kecenderungan kita untuk membuang sampah secara sembarangan. Yang mengakibatkan saluran air sungai dan got-got mampet. Ketika hujan lebat turun, air sungai dan got tadi meluap keatas sehingga terjadilah banjir.

Apalagi bila sampah itu berupa sampah plastik, yang membutuhkan 500-1000 tahun untuk bisa terurai secara sempurna didalam tanah. Karena sifat sampah plastik yang sulit terurai secara alami juga sulit untuk didaur ulang. Padahal saat terurai, partikel-partikel plastic akan mencemari tanah dan air sekecil apapun itu. Mendapati kenyataan ini, mengapa kita tak mengurangi komsumsi plastik dalam kehidupan kita? Minimal saat belanja ke pasar. Kita bisa menggunakan tas belanjaan yang terbuat dari rotan atau anyaman daun pandan seperti yang digunakan nenek-nenek kita dulu.

Tak hanya itu, polusi udara selalu menggerogoti paru-paru kita. Lewat debu dan asap knalpot yang setiap hari kita hirup. Untuk itulah kita perlu menutup hidung dengan saputangan agar tak langsung menghirupnya. Seandainya setiap orang mau menggunakan sepeda atau angkutan umum untuk bepergian. Baik itu ke kantor atau ke tempat lainnya-- dan berinisiatif menggunakan mobil hanya untuk bepergian keluar kota saja. Otomatis polusi udara bisa diminimalisasi. Pasti kita semua ingin kota benar-benar murni dari polusi. Bagaikan negara Switzerland yang terkenal akan kebersihan kotanya. Dan Allah sendiri melaknat orang-orang yang merusak lingkungan sebagaimana yang Allah katakan dalam alqur’an yaitu

“Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya..” (Al-A’raaf: 56)
“Makan dan minumlah dari rizki Allah dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan” (Al-Baqarah: 60)
“..dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al-Maidah: 64)

Jadi kesimpulannya, perlakukanlah bumi sebagai tempat tinggal kita dengan menjaga lingkungan bumi itu sendiri sebaik-baiknya. Sebab bila bumi ini sudah rusak, adakah bumi lain yang bisa kita tempati?

Referensi:
Koran kompas
Buku pendidikan lingkungan hidup kelas 3 SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut