novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Rabu, 25 Agustus 2010

ketika balitaku punya adik


Anakku protes dan menjerit histeris


Ketika pertama kali balqis anak pertamaku punya adik, ada rasa khawatir dihatiku. Maklumlah, selama ini hanya dia yang selalu kuurus dan kuperhatikan. Setelah adiknya lahir, otomatis perhatianku terbagi. Apalagi jarak mereka cukup dekat, yaitu 1 tahun setengah. Aku tak bisa lagi fokus mengurus balqis sepenuhnya. Seperti menyuapinya makan, memandikannya, hingga menidurkannya sambil mendendangkan lagu. Semua itu tak bisa lagi kulakukan rutin setiap harinya seperti dulu.
Tapi yang paling repot adalah mengurus makannya Balqis. Anak pertama ku ini paling susah makan kalau tidak disuapi. Selama ini aku dengan sabar menyuapinya makan. Tapi setelah adik lelakinya lahir, aku sering tak sempat apalagi disaat adiknya rewel atau sedang menyusui. Aku pun berinisiatif mempekerjakan pembantu yang khusus mengurusi balqis. Padahal tak mudah mencari pembantu yang cocok dan sayang dengan anak kecil.
Sempat kesel juga saat menemukan pembantu yang tak sabaran dalam mengurus anak kita sendiri. Selain kasihan, aku menjadi lebih repot karena harus gonta-ganti pembantu sampai ketemu yang cocok dan telaten mengurus Balqis anakku. Untunglah pada akhirnya kutemukan juga pembantu yang sesuai kriteriaku. Telaten, sabar dan sayang anak kecil. Masalah pertama pun selesai. Namun prakteknya tak semudah yang kubayangkan.
Suatu hari Balqis tiba-tiba ngadat dan tak mau disupain sama mbaknya. Dan puncaknya, dia menjerit histeris. Aku pun panik dan segera membujuknya. Tapi Balqis tetap menangis malah semakin keras tangisnya. Aku bingung sekali. Tampaknya Balqis benar-benar frustrasi dengan perlakuanku yang tak lagi seperti dulu.
Mungkin dalam pikiran kanak-kanaknya, ibunya lebih sayang pada adiknya dari pada dirinya, karena lebih banyak mengurus adiknya yang masih bayi. Apalagi malamnya aku sering bangun untuk menyusui. Maka siangnya disaat adiknya tidur kuusahakan untuk tidur juga. Demi melunasi hutang tidurku. Setelah kutanya berulang-ulang rupanya Balqis keberatan bila aku tak mengajaknya bermain, tapi memilih tidur. Dia pun menjerit sekeras-kerasnya menunjukkan rasa protesnya padaku. Weleh..weleh…!
Pernah juga aku dikejutkan oleh ulah balqis yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Ketika aku sedang memasak di dapur, tiba-tiba perasaanku tak enak dan ingin segera melihat anakku di kamar. Masya Allah! Dengan mata kepalaku sendiri kulihat Balqis tengah menutupi wajah adiknya dengan sebuah bantal. Segera aku berteriak histeris sambil berlari untuk mengangkat bantal yang ada di tangan anak pertamaku itu. Aku benar-benar shok membayangkan seandainya aku telat sedikit, pasti adiknya menjadi korban. Balqis pun ikut menangis karena terkejut mendengar suaraku yang cukup keras saat berteriak tadi.
Sejak itu, aku tak ingin lengah lagi. Bila si mbaknya belum datang, kuputuskan untuk tidak meninggalkan adiknya ke dapur ataupun ke kamar mandi meskipun hanya sebentar. Anak seusia balqis memang masih polos. Dia belum mengerti dengan apa yang dia lakukan. Bahkan pernah juga kudapati balqis tengah menduduki adiknya. Maksudnya ingin mengajak adiknya bermain kuda-kudaan. Terang aja aku berteriak-teriak karena panik. Ya ampyun! Balqis benar-benar gak bisa ditinggalkan berdua dengan adiknya saja. Aku pun semakin berhati-hati dengan lebih mengawasi anak perempuanku itu.
Aku kerap merasa bersalah bila menyalahkan Balqis. Sebab dia belum tahu apa-apa. Sebagai gantinya, aku kerap melibatkan balqis dalam mengurus adiknya. Misalnya minta tolong untuk mengambilkan celana adiknya, bedaknya, juga mengajaknya memandikan adiknya. Tak kuduga, balqis senang sekali dilibatkan dalam mengasuh adiknya. Perlahan-lahan, dia pun mulai sayang pada adik barunya. Dan aku sendiri berusaha untuk tak berubah drastis dalam memberi perhatian padanya. Hatiku pun menjadi lega, saat balqis tak lagi rewel seperti awal pertama kali dia punya adik. Apalagi saat dia berkata dengan bangga pada teman-temannya, bahwa dia sekarang sudah punya adik yang lucu. Hatiku pun ikut bahagia mendengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut