Orang tua mana yang tidak pusing bila setiap hari mendapati anak-anaknya berkelahi termasuk saya. Apalagi bila dibarengi salah satu ada yang menangis. Tambah kacau deh suasananya. Bahkan teman saya pernah curhat kalau dia tidak apa apa deh capek kerja seharian asalkan anak-anaknya tidak berantem. Pusinggg,” ucapnya. Penyebabnya macem macem bisa karena saling berebut mainan, karena salah satu memakai barang tapi lupa dikembalikan atau karena hal sepele lainnya. Perbedaan karakter juga bisa menjadi pemicu misalnya anak yang satu sensitive, yang lainnya malah suka ngegodain. Klop deh. Seperti anak saya si Kakak jahilnya minta ampun pada adik lelakinya sehingga merasa senang bila melihat adiknya sampai menangis karena kejahilannya. Sampai-sampai dulunya si Abang pernah protes sambil menangis “ Ma, buang aja deh Kakaknya, habis jahil.”
Nah sekarang si Abang sudah mulai gede, gantian suka menjahili adiknya Lisha hingga menangis. Meskipun ingin marah, sebagai ibu saya berusaha menahannya dengan balik bertanya pada si Abang. “Abang, dulu waktu dijahilin ama Kakak Balqis juga tidak suka kan? Begitu juga dengan adik Lisha,” saya berusaha menasehatinya. Atau saat Lisha mengambil mainannya si abang kesal hingga memarahi adiknya sampai menangis karena sang adik tidak mau mengembalikan mainannya. Menyikapi hal ini saya tidak langsung memarahi si Abang dan menyuruhnya harus selalu mengalah pada adiknya. Hal ini menurut saya kurang bijak karena bisa bisa anak berpikir bahwa kita tidak adil padanya. Padahal sejak kecil penting mengajarkan pada anak bagaimana caranya bisa bersikap adil. Tentu dia melihat bagaimana cara orangtuanya mengambil keputusan dalam menyikapi suatu perkara.
Sebagai pemecahannya, saya cari tahu dulu apa penyebab mereka sampai berantem Setelah tahu bahwa Lisha yang memulai duluan saya pun gantian memberitahu adiknya Lisha bahwa abangnya tidak suka Lisha mengambil mainannya. Makanya abang marah. jadi lain kali Lisha ijin dulu yah ama abang. Sekarang Lisha minta maaf dulu dan Abang pasti maukan memaafkan adik Lisha? bujuk saya mencoba mendamaikan keduanya..Akhirnya Lisha dan Baim akur lagi dan mau kembali bermain bersama. Memang dalam kondisi menghadapi perkelahian antara anak, kita jangan ikut-ikutan panas. Berusahalah untuk tetap berkepala dingin dan mengendalikan emosi. Sejatinya perkelahian antara anak tak selamanya buruk tapi justru dapat mengajarkan banyak hal pada mereka diantaranya bagaimana belajar untuk saling mengerti, cara memecahkan masalah dan bagaimana cara bekerjasama yang baik. Dan satu hal lagi yang terpenting anak jadi belajar meminta maaf dan memaafkan setelah berkelahi. Hingga mereka pun akur lagi. Begitu juga ketika ada anak berkelahi dengan temannya. Biasanya orangtua masing-masing anak masih marahan, anaknya malah dengan santainya udah temenan lagi. Gak lucu kan?
Artikel ini diikutkan dalam lomba #Positf Parenting lomba blogNakita dan dimuat di leisure republika
wah selamat mbaaak, pengen juga nembus republika
BalasHapusSelamat ya mbak, lagi nembus Republik.. Keren euyy... Jd pgn nih
BalasHapusmakasih mbak rahmi dan momtraveller sebenarnya gak susah mbak nembus republika yang penting temanya unik dan menarik:)
BalasHapus