novel yang diangkat dari kisah nyata

novel yang diangkat dari kisah nyata

Selasa, 29 Maret 2011

jantung untuk profesor


Geo, Robot Yang Berhati Mulia

Neo adalah seorang professor yang ahli merakit robot. Dia selalu berhasil menciptakan robot dengan kualitas terbaik di negerinya. Karena itulah banyak orang yang memesan robot darinya. Mulai dari robot rumah tangga, robot industri, robot militer, robot laut, bahkan sampai robot operasi. Yaitu robot yang bisa membantu para medis dalam mengoperasi pasien dengan tepat. Dan kali ini professor Neo kembali membuat robot operasi. Professor Neo harus bisa menyelesaikan robot tersebut dalam waktu satu minggu. Sesuai dengan pesanan yang diminta oleh pemesannya. Ketika Profesor Neo asyik merakit, robot-robot buatannya pun saling berbicara satu sama lain.
“Aku memang robot yang tidak berguna,” ucap Geo si robot Android.
“Mengapa kamu berpikir begitu Geo?” Tanya Maru si robot rumah tangga.
“Lihat saja, barusan Rio si robot laut diantar ke pemiliknya untuk digunakan. Sementara aku sudah berbulan-bulan di sini. Tapi belum ada satupun yang membutuhkanku,” jawab Geo sambil memasang wajah sedih.
“Sabarlah Geo, suatu saat nanti pasti kamu diperlukan juga oleh manusia. Hanya masalah waktu saja,” ujar Maru mencoba menghibur.
“Tapi sampai kapan Maru? Sementara semua robot buatan professor Neo sudah menemukan pemiliknya. Pasti tak lama lagi kamu juga akan dibeli oleh manusia untuk keperluan rumah tangga,” ucap Geo lagi. Maru pun ikut bersedih mendengar keluhan Geo. Sebagai teman sesama robot, dia tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi keesokan harinya seorang konglomerat membelinya untuk mengerjakan tugas rumah tangga. Seperti membersihkan rumah, mencuci baju dan mencuci piring. Maru pun mengucapkan selamat tinggal pada Geo dengan perasaan berat.
“Semoga tak lama lagi kamu dipesan oleh manusia Geo,” ucap Maru dengan tak enak hati.
“Semoga saja Maru, tapi aku sudah tak mau berharap lagi,” jawab Geo dengan wajah mendung. Begitu Maru meninggalkannya, butir-butiran air bening pun mengalir dari kedua matanya. Yah, dia menangis karena sudah tak sanggup lagi menahan rasa sesak didadanya. Sakit sekali rasanya bila tak seorangpun membutuhkan dirinya. Lebih baik aku mati saja,” pikir Geo putus asa.
Untuk apa aku hidup bila tak berguna seperti ini. Geo pun bersiap-siap untuk mengambil sebuah kabel listrik. Dia ingin menyetrumkan dirinya sendiri agar hangus terbakar. Dia sudah tak ingin hidup lagi!. Tapi sebelum dia melakukan aksinya. Tiba-tiba saja dia mendengar suara seseorang yang sedang minta tolong. Bergegas Geo menghampiri sumber suara itu. Alangkah paniknya Geo saat melihat Professor Neo sudah jatuh terkapar didekat sebuah robot yang sudah jadi.
“Apa yang terjadi pada professor? Tanya Geo cemas.
“Saya juga tidak tahu sobat. Profesor tiba-tiba saja jatuh pingsan begitu selesai merakitku,” jawab robot operasi tak kalah khawatir.
“Apa yang harus kita lakukan? Tanya Geo lagi dengan panik.
“Begini saja, aku kan robot operasi. Jadi aku bisa mengoperasi Profesor untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuhnya,” robot operasi menawarkan diri.
“Apakah itu tidak membahayakan diri beliau?” Tanya Geo ragu.
“Serahkan saja padaku sobat. Professor akan baik-baik saja karena aku sangat mahir dan teliti dalam mengoperasi.”
“Baiklah kalau itu bisa membuat kita tahu sakit yang dialami oleh Professor Neo sebenarnya,” jawab Geo pasrah. Robot oprasi pun menjalankan tugasnya dengan cepat. Raut wajahnya terlihat sangat serius.
“Setelah kuperiksa dalamnya, ternyata Profesor Neo mengalami sakit jantung yang akut sobat. Bahkan jantungnya sudah tak berfungsi lagi karena sudah rusak berat.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan robot operasi?” Tanya Geo kian cemas.
“Kita harus segera mencari jantung yang baru untuk Profesor Neo. Kalau tidak, dia bisa mati.”
“Profesor Neo tidak boleh mati. Hidupnya sangat berguna untuk orang banyak. Kalau dia mati, siapa lagi yang akan menciptakan robot-robot canggih yang sangat dibutuhkan oleh manusia,” jawa Geo lemah.
“Tapi, siapa yang mau mendonorkan jantungnya buat Profesor? Tanya robot operasi bingung.
“Aku si robot Android. Karena cuma aku robot yang memiliki organ tubuh seperti manusia. Aku bersedia memberikan jantungku agar Profesor Neo bisa tetap hidup.”
“Kamu?” Ucap robot operasi setengah tak percaya. Dia begitu terharu mendengar ketulusan Geo yang rela mengorbankan dirinya.
“Iya, aku sobat. Mungkin dengan cara seperti inilah hidupku menjadi berguna. Ayo! ambillah jantungku dan segera operasi Profesor Neo sebelum terlambat. Robot operasi pun tak bisa menolak dan segera melaksanakan perintah Geo. Operasi berjalan lancar. Satu jam kemudian Professor Neo sadar kembali dan melihat sekelilingnya dengan heran.
Apa yang terjadi dengan diriku barusan? Sepertinya aku tadi bermimpi sedang menjalani operasi. Oh, ya aku baru ingat sekarang. Tadi jantungku sakit sekali lalu aku jatuh tak sadarkan diri, batin Profesor Neo. Tapi, olalaaa…Profesor sangat terkejut begitu melihat Geo si robot Android buatannya. Tubuh robot itu telah rusak dengan organ tubuh yang terburai keluar semuanya. Hanya saja seulas senyum bahagia tersungging di bibirnya.
Siapa yang telah merusak robotku ini ya? Tanya Profesor Neo heran. Baiklah Robot Android, aku akan mencoba memperbaikimu kembali--Agar kamu bisa menjadi robot yang utuh seperti sedia kala. Profesor Neo pun kembali bekerja dengan tubuh yang lebih segar dan fit dari sebelumnya. Dia tidak tahu kalau semua itu berkat jasa si robot Android yang berhati mulia.

translasi

meninjau polling pengunjung

!-- Start of StatCounter Code -->

Pengikut